Paranormal atau –banyak diantara mereka—yang lebih populer disebut dukun,
sudah diketahui berperan memuluskan jalan seseorang untuk naik pangkat. Dari
pegawai atau karyawan biasa, naik menduduki jabatan eselon. Kalau sudah
menduduki eselon, ingin naik ke eselon lebih tinggi. Atau setidaknya, ditengah
situasi yang tak menentu, banyak diantara para pejabat yang minta
‘perlindungan’ dukun agar posisi jabatannya (di pos yang basah) tidak digeser.
Banyak cerita tentang para pejabat –termasuk di Lombok—yang mendatangi
dukun sebagai jalan pintas untuk berbagai kepentingan. Cerita itu tentu saja
bukan gosip. Salah seorang calon presiden partai baru yang perolehan suaranya
tiba-tiba melejit pada Pemilu 2004, termasuk yang dekat dengan paranormal.
Paranormal di Lombok jangan dianggap enteng.
Sebagian diantara mereka ada juga yang
pernah menjadi langganan Keluarga Cendana saat masih berkuasa. Waktu
Orde Baru masih jaya, paranormal dari Lombok Timur itu dalam setahun bisa
beberapa kali masuk ke Istana Negara untuk ’menasehati’ Pak Harto. Di Lombok
sendiri, para pejabat yang mendatanginya juga sering ’dimandikan’. Tujuannya
macam-macam, tapi yang sering tentu berhubungan dengan langgengnya posisi yang
sedang didudukinya. Atau kalau mengincar
posisi yang lebih tinggi, juga datang minta untuk dimandikan.
Orang-orang yang mendatangi dan minta bantuan
paranormal sering berkilah, upaya yang dilakukannya tak ada hubungannya dengan
syirik. ”Kalau kita ke paranormal kan cuma ikhtiar. Kita tetap percaya
yang bisa menentukan segalanya hanya Tuhan,” ungkap salah seorang pejabat.------------
Tak ada suksesi tanpa dukun. Ya, karena tim
sukses para kandidat gubernur, bupati atau walikota selain melakukan lobi-lobi
politik untuk menggalang suara, juga melakukan –istilahnya— ’lobi ke Tuhan’
agar kandidatnya tak terhambat apa pun dan melenggang memenangkan kontes
merebut kursi kekuasaan.
Pengakuan soal suksesi dan dukun itu diungkapkan
kalangan paranormal sendiri. Salah seorang paranormal yang tinggal di Karang
Panas, Kecamatan Ampenan terang-terangan mengungkapkan satu persatu kandidat
gubernur/bupati/walikota yang kerap mendatangi rekan-rekannya. ”Saya tahu
karena semua kandidat itu teman saya, dan dukun-dukun itu juga teman saya,”
ujarnya meyakinkan.
Cerita tentang para kandidat dan dukun-dukun yang
dipakainya itu tentu saja serba tertutup dan sangat rahasia. Tak semua anggota
tim sukses tahu dukun mana yang dipakai kandidatnya. Tiap anggota tim sukses
masing-masing punya dukun andalannya. Dengan demikian, bisa jadi anggota yang
satu tak tahu dukun berikutnya yang juga dipakai jagonya itu.
Pendeknya, tiap kandidat kepala daerah selalu
memakai lebih dari satu dukun. ”Kadang-kadang bisa pakai sampai tujuh dukun,”
kata paranormal lainnya di Karang Taliwang, Cakranegara.
Ia juga menceritakan sambil tertawa, seorang
kandidat gubernur yang marah hebat pada enam orang paranormalnya. Habis,
kandidat itu harus mengeluarkan uang yang tak sedikit karena sebelumnya
diyakinkan pasti memenangkan kontes. Tak tahunya perolehan suaranya malah
anjlok.
Di kalangan paranormal sendiri memang ada cerita
tentang dukun perempuan di Kecamatan Aikmel, Lombok Timur yang tiba-tiba
memperbaiki rumahnya serta memiliki beberapa sepeda motor baru. Meskipun
kandidat yang dibantunya tak sukses, dukun perempuan itu kini tergolong yang
sukses memanfaatkan momentum suksesi.
Tapi kabarnya, yang lebih ’sukses’ lagi justru
anggota tim sukses yang berhasil menggaet anggaran (termasuk) untuk pergi ke
dukun. ”Kalau kandidatnya jadi, mereka tambah sukses. Tapi kalau gagal pun,
anggota tim sukses itu sedikitnya sudah menikmati hasil upayanya ke dukun-dukun
itu,” cerita budayawan Lalu Gde Suparman.
Sebenarnya, dikalangan paranormal ada semacam
etika untuk menyadari kemampuan masing-masing. Misalnya, ada yang pintar dalam
perkara menemukan barang hilang atau kecurian. Jangankan modil atau sepeda
motor, peniti pun kalau jatuh di pasar bisa ditemukan. Ada yang spesialis
cinta. Spesialis ini bisa mengatasi problem istri atau suami yang selingkuh,
pacar yang masih suka melirik orang lain, atau laki-laki hidung belang yang
gampang jatuh cinta. Atau ada yang diakui ampuh dalam membantu di bidang usaha.
Kalau mau usaha bidang apa pun, dukun
jenis ini bisa menjamin usaha lancar nyaris tanpa halangan. Termasuk
untuk melancarkan penjualan barang-barang yang tak laku di pasaran.
Tapi musim pemilu atau suksesi tak hanya tukang sablon yang punya kesempatan dan bisa
memanfaatkan momentum itu untuk meraup rejeki. Musim suksesi berarti juga musim
panen bagi para dukun. Tiba-tiba dukun di Lombok yang jumlahnya mencapai
ratusan itu banyak yang memilih banting haluan menjadi spesialis suksesi.
Sebagian diantara mereka memang benar-benar punya
keahlian, tapi sebenarnya tak menyangkut soal suksesi. Tapi karena trend mulai tahun ini soal
suksesi, maka mereka harus ikut ’berpartisipasi’.
Sejak bulan April 2004 lalu, dukun-dukun itu
sudah mulai dipakai jasanya dalam pemilihan legislatif, baik di DPRD di
kabupaten/kota dan provinsi maupun DPR. Konon, ada dukun itu sendiri yang dalam
Pemilu 2004 ini termasuk yang ditetapkan masuk legislatif. Sedang dari 35 calon
anggota DPD (dewan perwakilan daerah), sebagian besar juga menggunakan jasa
dukun.
Kabarnya, hanya calon-calon dari kalangan muda
saja yang masih idealis dan ingin bermain bersih. Kalangan muda, terutama yang
berangkat dari lingkungan LSM, benar-benar mengandalkan dukungan murni
pemilihnya dan menghindari jalan pintas.
Haji Sabili (sebut saja demikian), 55, yang ’buka
praktek’ di rumahnya yang tak jauh dari Ponpes Bodak, Lombok Tengah, paling
banyak didatangi orang-orang politik yang ingin lolos dalam Pemilu 2004, bulan
April lalu. Mulai pagi hingga sore, Haji Sabili bergantian memandikan mereka di
sebuah bangunan di pekarangan rumahnya yang di dalamnya terdapat dua buah
makam.
Orang-orang politik –tak sedikit pula dari
kalangan eksekutif pemerintah—itu meskipun tampak gagah dan berwibawa di depan
publik, tapi di hadapan Haji Sabili menjadi begitu penurut. Betapa tidak,
biasanya setelah dimandikan baik orang politik maupun pejabat pemerintahan itu
juga diperintahkan mengunyah dan menelan sepucuk kertas yang sebelumnya
ditulisi petikan ayat-ayat Al-Quran.
Bisa percaya bisa tidak, sebagian besar yang
datang terpenuhi cita-citanya. Seorang pejabat di Lombok Barat yang semula
diperkirakan dimutasi, kabarnya sekarang makin mantap diposisinya. Sementara itu, juga banyak klien Haji Sabili
akhirnya lolos masuk lembaga legislatif di Lombok Tengah, Lombok Barat dan
Mataram.
Kenapa ada yang tak lolos? ”Saya hanya membantu
bapak-bapak itu berikhtiar. Dikabulkan atau tidak itu ya urusan Allah,”
kata Sabili dengan tenang.
Sekarang kelompok-kelompok tim sukses para calon
presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) juga sudah mulai berhubungan
dengan dukun. Mereka mencari dukun-dukun ampuh di se-antero Lombok, mulai dari
timur, tengah, utara termasuk yang ada di Mataram. Jumlah dukun suksesi itu
tiba-tiba membengkak. Kalau jumlah tim sukses itu terbagi dalam banyak kelompok
(semuanya diperkirakan memanfaatkan jasa dukun), maka dibutuhkan banyak dukun
untuk melayani kepentingan mereka.
Diantara tim sukses itu juga mulai merangkul
kelompok-kelompok tarekat seperti yang
ada di Pagutan, Ampenan, atau di beberapa daerah di Lombok Timur, yang
diperkirakan lebih ikhlas. Karena itu, bisa lebih mulus jalannya melakukan ’lobi ke Tuhan’. Enaknya berhubungan dengan orang-orang tarekat,
mereka sangat jarang bicara tentang imbalan materi.
Setelah pemilihan presiden berlalu, tahun depan
soal suksesi juga akan ramai. Bayangkan kalau kandidat kepala daerah mulai dari
kandidat walikota dan bupati di seluruh NTB yang dalam pemilihan langsung
diperkirakan jumlanya membludak, bakal diperlukan jasa banyak dukun.
Malah sekarang mulai ada bisik-bisik dari beberapa
dukun itu, khusus dalam pemilihan walikota mendatang, akan pilih-pilih membantu
orang. ”Tidak mau lagi jadi tukang sorong motor mogok,” kata salah seorang
paranormal (eh, dukun) dari Lombok Tengah itu.
Maksudnya, siang malam bersusah payah membantu orang, tapi setelah orang
itu sukses sama sekali tak pernah menggubrisnya. Kalau dulu sering datang,
sekarang sekali pun tak pernah setor muka.
Anang Hazpullah, 41, di Gatep, Ampenan
menjelaskan, sebutan dukun itu sebenarnya khusus ditujukan pada paranormal yang
dalam prakteknya mensyaratkan andang-andang (misalnya syarat-syarat
seperti ayam putih mulus, beras, gula atau uang seikhlasnya, dsb).
Karena itu, kadang-kadang ”klien” diberi syarat-syarat
yang susah diperoleh. Misalnya bunga, minyak, atau syarat-syarat tertentu yang
tak mungkin bisa dipenuhi kecuali atas jasa dukun itu sendiri. Kalau klien
sudah menyerah, sepenuhnya menyerahkan pada dukun. Pada saat itulah sang dukun
mulai menyodorkan anggaran yang sepadan.
Tentu saja tak semua dukun berarti ’asal ada
Duit bisa Rukun’. ”Ada yang memang ikhlas menolong,” kata Anang.
Menurutnya, dikalangan tarekat memang ada yang
bersedia membantu tapi semata-mata karena tak mau mengecewakan orang lain.
Sebenarnya kalangan tarekat itu berusaha menghindari permintaan yang
berhubungan dengan dengan nafsu kekuasaan. Sebab hal itu akan mengotori jalan
pikirnya yang ingin selalu bersih agar bisa mulus mencapai hubungan dengan Tuhan.
Sebenarnya, kalangan tarekat yang tiap saat
berusaha membersihkan hati dan pikirannya dari kabut nafsu kebendaan, dengan
mudah menangkap ’tanda-tanda alam’ yang bisa menjelaskan nasib para kandidat
yang maju dalam pemilihan kepala daerah. ”Tapi kami paling sulit mengecewakan
orang. Ya, paling-paling kami mengembalikan yang bersangkutan agar mempercayai
takdir Tuhan,” kata salah seorang tokoh tarekat di Pagutan.
Ia sendiri mengaku
sering memandikan pejabat. Tapi dikatakannya, ritual itu sebenarnya hanya simbol. Mandi itu artinya
bersuci, sedang kembang hanyalah pengganti wangi-wangian yang menjadi sunnah
Rasulullah.
Manusia sebenarnya hanya menunggu kapan saatnya
’pulang’. Terpaksa atau ikhlas, dalam jangka panjang atau pendek, suatu saat
akan tiba waktunya bagi siapa saja untuk kembali ke peraduan-Nya yang abadi.
Anang Hazpullah, 41, yang tinggal bersama istri
dan tiga orang anaknya di Jalan Penghulu Agung, Gatep, Kecamatan Ampenan mengingatkan,
tiap manusia mestinya tidak menunda untuk belajar menghadapi maut. Sebab tiap
orang, saleh atau tidak, pada akhirnya akan mati. Tak ada seorang pun
mengetahui kapan datangnya ajal. ”Karena itu manusia harus belajar mati cara
baik-baik, agar tak tersesat,” katanya.
Orang yang mati baik-baik di wajahnya akan
tersungging senyuman. Seolah-olah wajahnya mengatakan, hanya kematian yang
mengantarnya ke kebahagiaan sejati. Sedang yang mati tak wajar, misalnya
gantung diri, matanya akan melotot dan lidahnya menjulur keluar. Orang yang tak
ikhlas mati, di raut wajahnya seperti tergambar ketakutan, gelisah dan
kesedihan.
”Orang yang hidupnya dipenuhi ambisi mengejar
pangkat dan jabatan, hidupnya dibebani nafsu keduniawian. Saat pulang ia akan tersesat, tak akan menemukan
jalan menuju kedamaian abadi,” katanya.
Meski berkata demikian, Anang yang sehari-hari
bekerja sebagai kepala seksi di Kantor Camat Gunung Sari itu juga kerap
membantu orang. Termasuk gadis-gadis yang datang saat sedang menghadapi ujian
atau punya masalah dengan pacarnya. Juga ibu-ibu yang takut suaminya selingkuh,
atau sebaliknya justru sedang menghadapi masalah karena terlibat main serong
dengan supirnya.
Namun ia juga melayani telepon pejabat-pejabat
yang karirnya seret. Biasanya bapak-bapak itu lebih suka main telepon dan janji
ketemu di suatu tempat. Rupanya para pejabat itu tak mau ikhtiarnya diketahui
orang lain.
Bahkan Anang pernah menjadi salah seorang tim sukses
kandidat kepala daerah di Lombok tahun 1999. Baik soal lobi-lobi pada
legislatif, menggerakkan massa (termasuk menekan dengan mendatangi ke rumah
orang-orang yang dianggap merugikan), atau berkomunikasi dengan rekan-rekannya
sesama paranormal. Tapi ia berkeras tak mau menyebut siapa kepala daerah yang
dimaksudkannya. ”Yang jelas ia jadi,” ujarnya.
Dulu ia dengan mudah mengundang pejabat itu ke
rumahnya. Ia mengaku tak memperoleh keuntungan materiil sebagai tim sukses,
sebab saat menjadi kandidat pejabat itu masih tak punya apa-apa. Setelah
mencapai ambisi politiknya –apalagi setelah beberapa tahun menjabat mulai
bertaburan kekayaan—pejabat itu melupakan teman lama.
Sebenarnya soal pejabat ke paranormal itu,
menurutnya, menunjukkan yang bersangkutan merasa punya kelemahan sehingga
kepercayaan dirinya merosot. Pejabat itu butuh simbol-simbol yang menguatkan
keyakinannya. Simbol-simbol itu bisa berupa proses ritual yang harus dijalani
(misalnya, dimandikan), atau benda-benda yang dikatakan punya kekuatan
supranatural.
”Dukun atau paranormal bisa memberikan sugesti,
dan menaikkan kepercayaan diri yang bersangkutan itu,” kata Anang yang lulus Fakultas
Komunikasi tahun 1985.
Padahal, tiap orang bisa jadi dukun bagi dirinya
sendiri. Maksudnya, masing-masing orang punya kekuatan untuk menolong dirinya
sendiri. Hanya saja, tak semua orang mau me-manage kekuatan dirinya
sendiri. Karena itulah butur mediator, atau bahasa gampangnya orang itu mau
terima beres. Untuk itu ia mau membayar
dengan uangnya.
Kalau menolong orang lain, Anang hanya mengajak
yang bersangkutan untuk mengamalkan doa, zikir dan shalawat nabi. Kalau orang
yang datang rajin ibadahnya, tentu ada yang salah dengan perilaku ibadahnya dan
cara hidupnya. Mungkin saja ia kurang amanah pada anak-istrinya, orang tua dan
mertuanya, atau fakir miskin dan yatim piatu.
Biasanya terkabul? Terkabul atau tidak, jawab
Anang, itu sepenuhnya urusan Allah. ”Kita hanya berikhtiar, selebihnya Allah
tahu kebutuhan kita,” kata Anang.
Dicontohkannya, semula ia hanya menginginkan
rumah sederhana. Tapi kalau akhirnya ia bisa membangun rumah besar, tak lain
karena ia punya kebutuhan untuk menampung banyak keluarga yang datang. Demikian
halnya kalau orang berdoa atau berikhtiar dan belum dikabulkan, tak lain karena
Allah tahu kebutuhan yang paling sesuai bagi yang bersangkutan.
Kalau membantu orang, Anang mengaku hanya memberi
cara, agar tahu bagaimana ikhtiar bisa dikabulkan Tuhan. Semua ikhtiar dan
doa-doa bisa saja dikabulkan, tapi Tuhan lebih tahu apa yang paling baik bagi
orang yang minta itu.
Karena itu, kalau tiap orang paham jalan pulang
atau tujuan hidup setelah mati, orang tak perlu dibebani nafsu-nafsu kekuasaan
yang akan menyesatkan. Sebab Tuhan sudah mengatur hidup di dunia dengan
teratur.
Keteraturan hidup ciptaan Tuhan itu pernah
dibuktikannya. Beberapa tahun lalu ia pernah sampai tiga bulan mengamati rumah
sakit bersalin. Ia menyaksikan sekitar 20 bayi yang lahir tiap hari. Ternyata
bayi yang lahir hari tertentu dan jam sekian, semuanya laki-laki. Demikian juga
lain waktu, bayi-bayi yang lahir pada hari dan jam sekian, semuanya perempuan.
Selama tiga bulan ia mencoba membuktikan itu, ternyata semuanya sangat teratur.
Sebenarnya Allah menciptakan hidup ini serba
teratur. ”Saya benar-benar takjub,” kata Anang. Hanya nafsu manusia di dunia
yang membuat hidup penuh konflik dan benturan.
Hanya manusia yang tahu jalan ’pulang’ yang tak
akan tersesat. (Tim TABLOID RAKYAT)
Sumber: Tabloid RAKYAT Edisi No. 24/Tahun II/1-15 Juni 2004
Sumber: Tabloid RAKYAT Edisi No. 24/Tahun II/1-15 Juni 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar