Translate

Rabu, 27 Mei 2015

Lombok Khas: Dukun Suksesi Para Politisi

Paranormal atau –banyak diantara mereka—yang lebih populer disebut dukun, sudah diketahui berperan memuluskan jalan seseorang untuk naik pangkat. Dari pegawai atau karyawan biasa, naik menduduki jabatan eselon. Kalau sudah menduduki eselon, ingin naik ke eselon lebih tinggi. Atau setidaknya, ditengah situasi yang tak menentu, banyak diantara para pejabat yang minta ‘perlindungan’ dukun agar posisi jabatannya (di pos yang basah) tidak digeser.
Banyak cerita tentang para pejabat –termasuk di Lombok—yang mendatangi dukun sebagai jalan pintas untuk berbagai kepentingan. Cerita itu tentu saja bukan gosip. Salah seorang calon presiden partai baru yang perolehan suaranya tiba-tiba melejit pada Pemilu 2004, termasuk yang dekat dengan paranormal.
Paranormal di Lombok jangan dianggap enteng. Sebagian diantara mereka ada juga yang  pernah menjadi langganan Keluarga Cendana saat masih berkuasa. Waktu Orde Baru masih jaya, paranormal dari Lombok Timur itu dalam setahun bisa beberapa kali masuk ke Istana Negara untuk ’menasehati’ Pak Harto. Di Lombok sendiri, para pejabat yang mendatanginya juga sering ’dimandikan’. Tujuannya macam-macam, tapi yang sering tentu berhubungan dengan langgengnya posisi yang sedang didudukinya.  Atau kalau mengincar posisi yang lebih tinggi, juga datang minta untuk dimandikan.
Orang-orang yang mendatangi dan minta bantuan paranormal sering berkilah, upaya yang dilakukannya tak ada hubungannya dengan syirik. ”Kalau kita ke paranormal kan cuma ikhtiar. Kita tetap percaya yang bisa menentukan segalanya hanya Tuhan,” ungkap salah seorang pejabat.------------




                Tak ada suksesi tanpa dukun. Ya, karena tim sukses para kandidat gubernur, bupati atau walikota selain melakukan lobi-lobi politik untuk menggalang suara, juga melakukan –istilahnya— ’lobi ke Tuhan’ agar kandidatnya tak terhambat apa pun dan melenggang memenangkan kontes merebut kursi kekuasaan.
Pengakuan soal suksesi dan dukun itu diungkapkan kalangan paranormal sendiri. Salah seorang paranormal yang tinggal di Karang Panas, Kecamatan Ampenan terang-terangan mengungkapkan satu persatu kandidat gubernur/bupati/walikota yang kerap mendatangi rekan-rekannya. ”Saya tahu karena semua kandidat itu teman saya, dan dukun-dukun itu juga teman saya,” ujarnya meyakinkan.
Cerita tentang para kandidat dan dukun-dukun yang dipakainya itu tentu saja serba tertutup dan sangat rahasia. Tak semua anggota tim sukses tahu dukun mana yang dipakai kandidatnya. Tiap anggota tim sukses masing-masing punya dukun andalannya. Dengan demikian, bisa jadi anggota yang satu tak tahu dukun berikutnya yang juga dipakai jagonya itu.
Pendeknya, tiap kandidat kepala daerah selalu memakai lebih dari satu dukun. ”Kadang-kadang bisa pakai sampai tujuh dukun,” kata paranormal lainnya di Karang Taliwang, Cakranegara.
Ia juga menceritakan sambil tertawa, seorang kandidat gubernur yang marah hebat pada enam orang paranormalnya. Habis, kandidat itu harus mengeluarkan uang yang tak sedikit karena sebelumnya diyakinkan pasti memenangkan kontes. Tak tahunya perolehan suaranya malah anjlok.
Di kalangan paranormal sendiri memang ada cerita tentang dukun perempuan di Kecamatan Aikmel, Lombok Timur yang tiba-tiba memperbaiki rumahnya serta memiliki beberapa sepeda motor baru. Meskipun kandidat yang dibantunya tak sukses, dukun perempuan itu kini tergolong yang sukses memanfaatkan momentum suksesi.
Tapi kabarnya, yang lebih ’sukses’ lagi justru anggota tim sukses yang berhasil menggaet anggaran (termasuk) untuk pergi ke dukun. ”Kalau kandidatnya jadi, mereka tambah sukses. Tapi kalau gagal pun, anggota tim sukses itu sedikitnya sudah menikmati hasil upayanya ke dukun-dukun itu,” cerita budayawan Lalu Gde Suparman.
Sebenarnya, dikalangan paranormal ada semacam etika untuk menyadari kemampuan masing-masing. Misalnya, ada yang pintar dalam perkara menemukan barang hilang atau kecurian. Jangankan modil atau sepeda motor, peniti pun kalau jatuh di pasar bisa ditemukan. Ada yang spesialis cinta. Spesialis ini bisa mengatasi problem istri atau suami yang selingkuh, pacar yang masih suka melirik orang lain, atau laki-laki hidung belang yang gampang jatuh cinta. Atau ada yang diakui ampuh dalam membantu di bidang usaha. Kalau mau usaha bidang apa pun, dukun  jenis ini bisa menjamin usaha lancar nyaris tanpa halangan. Termasuk untuk melancarkan penjualan barang-barang yang tak laku di pasaran.
Tapi musim pemilu atau suksesi tak hanya  tukang sablon yang punya kesempatan dan bisa memanfaatkan momentum itu untuk meraup rejeki. Musim suksesi berarti juga musim panen bagi para dukun. Tiba-tiba dukun di Lombok yang jumlahnya mencapai ratusan itu banyak yang memilih banting haluan menjadi spesialis suksesi.
Sebagian diantara mereka memang benar-benar punya keahlian, tapi sebenarnya tak menyangkut soal suksesi. Tapi karena trend mulai tahun ini soal suksesi, maka mereka harus ikut ’berpartisipasi’.
Sejak bulan April 2004 lalu, dukun-dukun itu sudah mulai dipakai jasanya dalam pemilihan legislatif, baik di DPRD di kabupaten/kota dan provinsi maupun DPR. Konon, ada dukun itu sendiri yang dalam Pemilu 2004 ini termasuk yang ditetapkan masuk legislatif. Sedang dari 35 calon anggota DPD (dewan perwakilan daerah), sebagian besar juga menggunakan jasa dukun.
Kabarnya, hanya calon-calon dari kalangan muda saja yang masih idealis dan ingin bermain bersih. Kalangan muda, terutama yang berangkat dari lingkungan LSM, benar-benar mengandalkan dukungan murni pemilihnya dan menghindari jalan pintas.
Haji Sabili (sebut saja demikian), 55, yang ’buka praktek’ di rumahnya yang tak jauh dari Ponpes Bodak, Lombok Tengah, paling banyak didatangi orang-orang politik yang ingin lolos dalam Pemilu 2004, bulan April lalu. Mulai pagi hingga sore, Haji Sabili bergantian memandikan mereka di sebuah bangunan di pekarangan rumahnya yang di dalamnya terdapat dua buah makam.
Orang-orang politik –tak sedikit pula dari kalangan eksekutif pemerintah—itu meskipun tampak gagah dan berwibawa di depan publik, tapi di hadapan Haji Sabili menjadi begitu penurut. Betapa tidak, biasanya setelah dimandikan baik orang politik maupun pejabat pemerintahan itu juga diperintahkan mengunyah dan menelan sepucuk kertas yang sebelumnya ditulisi petikan ayat-ayat Al-Quran.
Bisa percaya bisa tidak, sebagian besar yang datang terpenuhi cita-citanya. Seorang pejabat di Lombok Barat yang semula diperkirakan dimutasi, kabarnya sekarang makin mantap diposisinya. Sementara itu, juga banyak klien Haji Sabili akhirnya lolos masuk lembaga legislatif di Lombok Tengah, Lombok Barat dan Mataram.
Kenapa ada yang tak lolos? ”Saya hanya membantu bapak-bapak itu berikhtiar. Dikabulkan atau tidak itu ya urusan Allah,” kata Sabili dengan tenang.
Sekarang kelompok-kelompok tim sukses para calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) juga sudah mulai berhubungan dengan dukun. Mereka mencari dukun-dukun ampuh di se-antero Lombok, mulai dari timur, tengah, utara termasuk yang ada di Mataram. Jumlah dukun suksesi itu tiba-tiba membengkak. Kalau jumlah tim sukses itu terbagi dalam banyak kelompok (semuanya diperkirakan memanfaatkan jasa dukun), maka dibutuhkan banyak dukun untuk melayani kepentingan mereka.
Diantara tim sukses itu juga mulai merangkul kelompok-kelompok tarekat seperti yang  ada di Pagutan, Ampenan, atau di beberapa daerah di Lombok Timur, yang diperkirakan lebih ikhlas. Karena itu, bisa lebih mulus jalannya  melakukan ’lobi ke Tuhan’. Enaknya berhubungan dengan orang-orang tarekat, mereka sangat jarang bicara tentang imbalan materi.
Setelah pemilihan presiden berlalu, tahun depan soal suksesi juga akan ramai. Bayangkan kalau kandidat kepala daerah mulai dari kandidat walikota dan bupati di seluruh NTB yang dalam pemilihan langsung diperkirakan jumlanya membludak, bakal diperlukan jasa banyak dukun.
Malah sekarang mulai ada bisik-bisik dari beberapa dukun itu, khusus dalam pemilihan walikota mendatang, akan pilih-pilih membantu orang. ”Tidak mau lagi jadi tukang sorong motor mogok,” kata salah seorang paranormal (eh, dukun) dari Lombok Tengah itu.  Maksudnya, siang malam bersusah payah membantu orang, tapi setelah orang itu sukses sama sekali tak pernah menggubrisnya. Kalau dulu sering datang, sekarang sekali pun tak pernah setor muka.
Anang Hazpullah, 41, di Gatep, Ampenan menjelaskan, sebutan dukun itu sebenarnya khusus ditujukan pada paranormal yang dalam prakteknya mensyaratkan andang-andang (misalnya syarat-syarat seperti ayam putih mulus, beras, gula atau uang seikhlasnya, dsb).
Karena itu, kadang-kadang ”klien” diberi syarat-syarat yang susah diperoleh. Misalnya bunga, minyak, atau syarat-syarat tertentu yang tak mungkin bisa dipenuhi kecuali atas jasa dukun itu sendiri. Kalau klien sudah menyerah, sepenuhnya menyerahkan pada dukun. Pada saat itulah sang dukun mulai menyodorkan anggaran yang sepadan.
Tentu saja tak semua dukun berarti ’asal ada Duit bisa Rukun’. ”Ada yang memang ikhlas menolong,” kata Anang.
Menurutnya, dikalangan tarekat memang ada yang bersedia membantu tapi semata-mata karena tak mau mengecewakan orang lain. Sebenarnya kalangan tarekat itu berusaha menghindari permintaan yang berhubungan dengan dengan nafsu kekuasaan. Sebab hal itu akan mengotori jalan pikirnya yang ingin selalu bersih agar  bisa mulus mencapai hubungan dengan Tuhan.
Sebenarnya, kalangan tarekat yang tiap saat berusaha membersihkan hati dan pikirannya dari kabut nafsu kebendaan, dengan mudah menangkap ’tanda-tanda alam’ yang bisa menjelaskan nasib para kandidat yang maju dalam pemilihan kepala daerah. ”Tapi kami paling sulit mengecewakan orang. Ya, paling-paling kami mengembalikan yang bersangkutan agar mempercayai takdir Tuhan,” kata salah seorang tokoh tarekat di Pagutan.
Ia sendiri mengaku sering memandikan pejabat. Tapi dikatakannya, ritual itu sebenarnya hanya simbol. Mandi itu artinya bersuci, sedang kembang hanyalah pengganti wangi-wangian yang menjadi sunnah Rasulullah.


Belajar ’Pulang’ agar Tak Tersesat

Manusia sebenarnya hanya menunggu kapan saatnya ’pulang’. Terpaksa atau ikhlas, dalam jangka panjang atau pendek, suatu saat akan tiba waktunya bagi siapa saja untuk kembali ke peraduan-Nya yang abadi.
Anang Hazpullah, 41, yang tinggal bersama istri dan tiga orang anaknya di Jalan Penghulu Agung, Gatep, Kecamatan Ampenan mengingatkan, tiap manusia mestinya tidak menunda untuk belajar menghadapi maut. Sebab tiap orang, saleh atau tidak, pada akhirnya akan mati. Tak ada seorang pun mengetahui kapan datangnya ajal. ”Karena itu manusia harus belajar mati cara baik-baik, agar tak tersesat,” katanya.
Orang yang mati baik-baik di wajahnya akan tersungging senyuman. Seolah-olah wajahnya mengatakan, hanya kematian yang mengantarnya ke kebahagiaan sejati. Sedang yang mati tak wajar, misalnya gantung diri, matanya akan melotot dan lidahnya menjulur keluar. Orang yang tak ikhlas mati, di raut wajahnya seperti tergambar ketakutan, gelisah dan kesedihan.
”Orang yang hidupnya dipenuhi ambisi mengejar pangkat dan jabatan, hidupnya dibebani nafsu keduniawian. Saat pulang ia akan tersesat, tak akan menemukan jalan menuju kedamaian abadi,” katanya.
Meski berkata demikian, Anang yang sehari-hari bekerja sebagai kepala seksi di Kantor Camat Gunung Sari itu juga kerap membantu orang. Termasuk gadis-gadis yang datang saat sedang menghadapi ujian atau punya masalah dengan pacarnya. Juga ibu-ibu yang takut suaminya selingkuh, atau sebaliknya justru sedang menghadapi masalah karena terlibat main serong dengan supirnya.
Namun ia juga melayani telepon pejabat-pejabat yang karirnya seret. Biasanya bapak-bapak itu lebih suka main telepon dan janji ketemu di suatu tempat. Rupanya para pejabat itu tak mau ikhtiarnya diketahui orang lain.
Bahkan Anang pernah menjadi salah seorang tim sukses kandidat kepala daerah di Lombok tahun 1999. Baik soal lobi-lobi pada legislatif, menggerakkan massa (termasuk menekan dengan mendatangi ke rumah orang-orang yang dianggap merugikan), atau berkomunikasi dengan rekan-rekannya sesama paranormal. Tapi ia berkeras tak mau menyebut siapa kepala daerah yang dimaksudkannya. ”Yang jelas ia jadi,” ujarnya.
Dulu ia dengan mudah mengundang pejabat itu ke rumahnya. Ia mengaku tak memperoleh keuntungan materiil sebagai tim sukses, sebab saat menjadi kandidat pejabat itu masih tak punya apa-apa. Setelah mencapai ambisi politiknya –apalagi setelah beberapa tahun menjabat mulai bertaburan kekayaan—pejabat itu melupakan teman lama.
Sebenarnya soal pejabat ke paranormal itu, menurutnya, menunjukkan yang bersangkutan merasa punya kelemahan sehingga kepercayaan dirinya merosot. Pejabat itu butuh simbol-simbol yang menguatkan keyakinannya. Simbol-simbol itu bisa berupa proses ritual yang harus dijalani (misalnya, dimandikan), atau benda-benda yang dikatakan punya kekuatan supranatural.
”Dukun atau paranormal bisa memberikan sugesti, dan menaikkan kepercayaan diri yang bersangkutan itu,” kata Anang yang lulus Fakultas Komunikasi tahun 1985.
Padahal, tiap orang bisa jadi dukun bagi dirinya sendiri. Maksudnya, masing-masing orang punya kekuatan untuk menolong dirinya sendiri. Hanya saja, tak semua orang mau me-manage kekuatan dirinya sendiri. Karena itulah butur mediator, atau bahasa gampangnya orang itu mau terima beres. Untuk itu  ia mau membayar dengan uangnya.
Kalau menolong orang lain, Anang hanya mengajak yang bersangkutan untuk mengamalkan doa, zikir dan shalawat nabi. Kalau orang yang datang rajin ibadahnya, tentu ada yang salah dengan perilaku ibadahnya dan cara hidupnya. Mungkin saja ia kurang amanah pada anak-istrinya, orang tua dan mertuanya, atau fakir miskin dan yatim piatu.
Biasanya terkabul? Terkabul atau tidak, jawab Anang, itu sepenuhnya urusan Allah. ”Kita hanya berikhtiar, selebihnya Allah tahu kebutuhan kita,” kata Anang.
Dicontohkannya, semula ia hanya menginginkan rumah sederhana. Tapi kalau akhirnya ia bisa membangun rumah besar, tak lain karena ia punya kebutuhan untuk menampung banyak keluarga yang datang. Demikian halnya kalau orang berdoa atau berikhtiar dan belum dikabulkan, tak lain karena Allah tahu kebutuhan yang paling sesuai bagi yang bersangkutan.
Kalau membantu orang, Anang mengaku hanya memberi cara, agar tahu bagaimana ikhtiar bisa dikabulkan Tuhan. Semua ikhtiar dan doa-doa bisa saja dikabulkan, tapi Tuhan lebih tahu apa yang paling baik bagi orang yang minta itu.
Karena itu, kalau tiap orang paham jalan pulang atau tujuan hidup setelah mati, orang tak perlu dibebani nafsu-nafsu kekuasaan yang akan menyesatkan. Sebab Tuhan sudah mengatur hidup di dunia dengan teratur.
Keteraturan hidup ciptaan Tuhan itu pernah dibuktikannya. Beberapa tahun lalu ia pernah sampai tiga bulan mengamati rumah sakit bersalin. Ia menyaksikan sekitar 20 bayi yang lahir tiap hari. Ternyata bayi yang lahir hari tertentu dan jam sekian, semuanya laki-laki. Demikian juga lain waktu, bayi-bayi yang lahir pada hari dan jam sekian, semuanya perempuan. Selama tiga bulan ia mencoba membuktikan itu, ternyata semuanya sangat teratur.
Sebenarnya Allah menciptakan hidup ini serba teratur. ”Saya benar-benar takjub,” kata Anang. Hanya nafsu manusia di dunia yang membuat hidup penuh konflik dan benturan.
Hanya manusia yang tahu jalan ’pulang’ yang tak akan tersesat. (Tim TABLOID RAKYAT)


Sumber: Tabloid RAKYAT Edisi No. 24/Tahun II/1-15 Juni 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar