Translate

Rabu, 27 Mei 2015

Jejak Masuknya Islam ke Lombok

Desa Bayan, Lombok Barat, 80 kilometer arah utara Mataram, ibu kota Nusa Tenggara Barat, dan keseharian masyarakatnya selama bulan suci Ramadhan tidaklah berbeda dengan banyak wilayah pedesaan di Indonesia. Yang membedakan adalah adanya bangunan kecil bersahaja dari bambu di desa itu yang menjadi penanda masuknya Islam ke pulau tersebut.

Itulah Masjid Bayan Beleq. Dari tepi jalan lingkar Pulau Lombok, keberadaan bangunan yang telah menjadi situs purbakala yang dilindungi tersebut tak mencolok, seperti juga rumah-rumah di desa itu. Dari tepi jalan hanya tampak pagar tembok dengan dua rumah kecil di kedua sisi gerbang, kantor tempat pendaftaran pengunjung, dan rumah penjaga situs.



Baru setelah memasuki pagar beberapa belas meter di tengah rindangnya pepohonan tampak sebuah gubuk di puncak bukit kecil. Itulah Masjid Bayan Beleq. Berukuran 10 x 10 meter, dindingnya rendah dari anyaman bambu. Atapnya berbentuk tumpang disusun dari bilah-bilah bambu. Fondasi lantai yang tinggi dibuat dari susunan batu-batu kali.

Lantai masjid dari tanah liat ditutupi tikar buluh. Empat tiang utama penopang masjid dari kayu nangka berbentuk silinder. Di tiang atap masjid tergantung beduk kayu. Di belakang kanan dan depan kiri masjid terdapat dua gubuk kecil. ”Itu makam tokoh-tokoh agama di masa awal masjid ini,” ujar Kerta Murti, warga asli Bayan, penjaga situs masjid.

Masyarakat Bayan tak menggunakan Masjid kuno itu. Mereka memiliki masjid baru yang jauh lebih luas dengan bangunan lebih modern. Meski demikian, Masjid Bayan Beleq adalah kebanggaan. ”Ini masjid kuno dari abad ke-17. Ada di sini karena Islam masuk Lombok dari Bayan. Kayu soko guru masjid masih asli. Juga beduknya, Hanya kulit sapinya yang baru,” kata Kerta. Masjid Bayan Beleq tetap digunakan untuk shalat dan tarawih, terutama oleh ulama dan pemangku adat.

Menurut Usri Indah Handayani, Kepala Seksi Koleksi dan Bimbingan Edukasi Museum Negeri NTB, Islam masuk ke Lombok abad ke-17. Namun tidak hanya melalui Bayan.

Selain di Bayan, masjid kuno juga ada di Gunung Pujut dan di Desa Rembitan. Keduanya di Lombok Tengah, di sisi Selatan pulau. Meski punya ciri yang sama, situs dan budaya di tempat-tempat itu memiliki perbedaan yang menjadi tanda Islam masuk Lombok di beberapa tempat sekaligus. ”Islam masuk Lombok melalui Jawa, Gowa, dan Bima. Mengenai Bayan, masuknya dari Jawa,” kata Usri.

Sejak itu agama dan budaya Islam masuk ke Lombok secara bergelombang melalui perdagangan dan interaksi sosial.

Kerta sendiri meyakini Islam dibawa ke Bayan oleh Sunan Prapen, cucu Sunan Giri, salah satu Wali Songo, penyebar Islam di Pulau Jawa. Usri memperkuat keyakinan Kerta tersebut.

”Memang tidak ada peninggalan-peninggalan tertulis yang menyebutkan dari Jawa. Tetapi saya sangat yakin masuknya dari Jawa karena banyaknya penggunaan istilah dari Jawa di Bayan seperti penggunaan kata raden, gusti pangeran,” tutur Usri.


Dijelaskan, masih terpeliharanya situs Masjid Bayan Beleq karena kuatnya tradisi masyarakat. ”Selama ada masyarakat pendukung sebuah tradisi, sebuah situs tetap ada,” katanya.

 
*Penulis: Yunas Santhani Azis dan Khaerul Anwar


sumber: http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0510/26/lebaran/2156486.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar